Waterloo - BlackBerry nampaknya tak lagi jadi kebanggaan warga negara Kanada. Buktinya, warga setempat lebih banyak yang memilih untuk menggunakan iPhone dan ponsel-ponsel berbasis Android.
Kabar ini jelas jadi pukulan telak bagi perusahaan yang bermarkas di Waterloo ini. Sudah habis tergerus di pasar global, di pasar lokal pun pangsa pasarnya terjun bebas.
BlackBerry, sebagaimana dilaporkan hasil riset terbaru ComScore, Jumat (11/4/2014), pangsa pasarnya anjlok hingga tinggal 5% di Kanada. Padahal Desember 2012 lalu, pangsa pasarnya masih 20%. Dan di akhir 2013 masih tersisa 15%.
Belakangan, menurunnya pangsa pasar BlackBerry di Kanada tak lain sejak makin gencarnya perangkat berbasis Android dan iOS masuk ke negara itu. Tercatat, penjualan perangkat Android di Kanada melonjak 10% dalam setahun, sementara iPhone meningkat 5%.
Saat ini, pangsa pasar Android dan iOS telah berada di angka 47% dan 37%. Posisi BlackBerry yang tinggal 5% hanya sedikit lebih baik ketimbang Windows Phone yang cuma kebagian 2% pangsa pasar di Kanada.
Semakin memburuknya kinerja perusahaan sempat membuat CEO BlackBerry John Chen berpikir untuk menjual divisi handsetnya kalau tak lagi menguntungkan. Namun ucapannya itu buru-buru ia ralat.
Sejatinya, ini bukan kali pertama BlackBerry disebut-sebut akan menjual bisnis ponselnya. Kondisi yang masih merugi dan penjualan handset tidak sesuai harapan, terus memicu spekulasi.
Kabar ini jelas jadi pukulan telak bagi perusahaan yang bermarkas di Waterloo ini. Sudah habis tergerus di pasar global, di pasar lokal pun pangsa pasarnya terjun bebas.
BlackBerry, sebagaimana dilaporkan hasil riset terbaru ComScore, Jumat (11/4/2014), pangsa pasarnya anjlok hingga tinggal 5% di Kanada. Padahal Desember 2012 lalu, pangsa pasarnya masih 20%. Dan di akhir 2013 masih tersisa 15%.
Belakangan, menurunnya pangsa pasar BlackBerry di Kanada tak lain sejak makin gencarnya perangkat berbasis Android dan iOS masuk ke negara itu. Tercatat, penjualan perangkat Android di Kanada melonjak 10% dalam setahun, sementara iPhone meningkat 5%.
Saat ini, pangsa pasar Android dan iOS telah berada di angka 47% dan 37%. Posisi BlackBerry yang tinggal 5% hanya sedikit lebih baik ketimbang Windows Phone yang cuma kebagian 2% pangsa pasar di Kanada.
Semakin memburuknya kinerja perusahaan sempat membuat CEO BlackBerry John Chen berpikir untuk menjual divisi handsetnya kalau tak lagi menguntungkan. Namun ucapannya itu buru-buru ia ralat.
Sejatinya, ini bukan kali pertama BlackBerry disebut-sebut akan menjual bisnis ponselnya. Kondisi yang masih merugi dan penjualan handset tidak sesuai harapan, terus memicu spekulasi.
Namun vendor asal Kanada ini masih yakin bahwa perusahaannya tak akan bangkrut begitu saja. Chen lagi-lagi berusaha keras meyakinkan publik bahwa hal itu tidak terjadi. Dia menyebut perusahaan yang dipimpinnya itu masih memiliki nilai jual tinggi.
"Itu tidak akan terjadi, kami tidak akan pergi dari pasar. BlackBerry memiliki teknologi yang dibutuhkan oleh orang-orang saat ini," tegasnya kala itu.
BlackBerry sendiri tengah berjuang untuk kembali bersinar. Hal itu terlihat dengan upayanya mulai menawarkan stiker bagi aplikasi BlackBerry Messenger (BBM). Fitur terbaru ini kabarnya diminati oleh pengguna di Asia dan Afrika.
Kabarnya, pengguna iPhone di kedua benua itu tak ragu mengeluarkan biaya, agar bisa memakai 20-25 stiker kala berkomunikasi. Hal ini yang coba dimanfaatkan BlackBerry sejak membuka diri lintas platform untuk BBM.
Di Indonesia, BBM menempati urutan ke-18 dalam urutan aplikasi wajib di seluruh pengguna iPhone. Sedangkan di Afrika Selatan, berkat ditambahkan fitur stiker, BBM berada di posisi ke-32.
BlackBerry juga tengah bersiap meluncurkan produk terbarunya BlackBerry Z3 Jakarta yang berbasis sistem operasi BlackBerry 10 tetapi dengan harga ramah kantong untuk menyasar pasar menengah bawah. Harganya di bawah USD 200 atau sekitar Rp 2 juta.
"Itu tidak akan terjadi, kami tidak akan pergi dari pasar. BlackBerry memiliki teknologi yang dibutuhkan oleh orang-orang saat ini," tegasnya kala itu.
BlackBerry sendiri tengah berjuang untuk kembali bersinar. Hal itu terlihat dengan upayanya mulai menawarkan stiker bagi aplikasi BlackBerry Messenger (BBM). Fitur terbaru ini kabarnya diminati oleh pengguna di Asia dan Afrika.
Kabarnya, pengguna iPhone di kedua benua itu tak ragu mengeluarkan biaya, agar bisa memakai 20-25 stiker kala berkomunikasi. Hal ini yang coba dimanfaatkan BlackBerry sejak membuka diri lintas platform untuk BBM.
Di Indonesia, BBM menempati urutan ke-18 dalam urutan aplikasi wajib di seluruh pengguna iPhone. Sedangkan di Afrika Selatan, berkat ditambahkan fitur stiker, BBM berada di posisi ke-32.
BlackBerry juga tengah bersiap meluncurkan produk terbarunya BlackBerry Z3 Jakarta yang berbasis sistem operasi BlackBerry 10 tetapi dengan harga ramah kantong untuk menyasar pasar menengah bawah. Harganya di bawah USD 200 atau sekitar Rp 2 juta.
sumber : detikNET
0 komentar:
Post a Comment